Menurut S. Nasution (1972), disiplin adalah usaha untuk
mengatur / nengöntrol kelakuan seseorang untuk mencapai tujuan, dg adanya
bentuk kelakuan yg harus di capai, dilarang, /diharuskaN.
Disiplin berasal dri bahasa inggris DISCIPLE yg brarti
pengikut / murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada
aturan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Disiplin sangat penting
untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk
memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam
melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun
kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk
mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada,
sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang pengetahuan
tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan
penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu
upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya
memberikan program orientasi kepada tenaga perawat/bidan
yang baru pada hari pertama mereka bekerja, karena
perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan
patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada
tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai
mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan
harus menjelaskan secara rinci peraturan peraturan yang sering
dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula
peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau
diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui
diskusi aktif.
Tindakan
disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya
pendidikan yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang
yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan
kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut.
Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan
cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur
yang berlaku menurut tingkat pelanggaran dan
klasifikasinya.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan dalam penegakan
disiplin di sekolah antara lain:
o Kemalasan
o Tidak menghargai waktu
o Slalu menunda
o Sering membuang waktu untuk hal yang
tidak tepat.
C. TUJUAN
Supaya siswa dapat menyadari betapa sungguh
disiplin itu penting dalam perkembangan pribadi serta masa depan yang
bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan motivasi lebih baik
dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam
Proses Pendidikan
Konsep disiplin
berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang
melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah
ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain
sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang
melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849). Dengan demikian disiplin siswa
adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di
sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dari pengertian
tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa
terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah,
yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan
dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di
lingkungan luar sekolah.
Salah satu pengertian
pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh Driyarkara (1980 dalam Mikarsa,
2004:2) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia
muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan dalam seluruh
proses atau upaya pendidikan.
Dalam Dictionary of
Education dikemukakan bahwa pendidikan adalah (1) proses dimana seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk dan tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat di mana dia hidup (2) proses sosial dimana sesorang diharapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang
dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
G. Thomson (1957 dalam
Mikarsa, 2004: 1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas
individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam
kebiasaan-kebiasaan pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku. Sedangkan Crow
and Crow (1960 dalam Mikarsa, 2004) menyatakan bahwa “harus diyakini bahwa
fungsi utama pendidikan adalah bimbingan terhadap individu dalam upaya memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga
dia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan
sosialnya.
Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yaitu
:
1. Pendidikan harus
memiliki tujuan, yang pada hakekatnya adalah pengembangan potensi individu yang
bermanfaat bagi kehidupan pribadinya maupun warga-negara atau negara
lainnya.
2. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pendidikan perlu melakukan upaya yang disengaja dan terencana yang
meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3. Kegiatan tersebut
harus diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang lazim
disebut dengan pendidikan formal, informal, dan non-formal.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KEDISIPLINAN
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan
nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan
mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang
kuat bagi setiap siswa.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi kedisiplinan.
· Diri
sendiri
·
Keluarga
·
Pergaulan di Lingkungan
C. MANFAAT KEDISIPLINAN SISWA
Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa
menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa
juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa
depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa
diharapkan berguna bagi semua pihak.
D. PELAKSANAAN KEDISIPLINAN DALAM
LINGKUNGAN SEKOLAH
Dalam pelaksanaan
disiplin, harus berdasarkand dari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap
kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di
sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di
lingkungan sekolah.
a) datang
ke sekolah tepat waktu;
b) rajin
belajar;
c) mentaati
peraturan sekolah;
d) mengikuti
uapacara dengan tertib;
e) mengumpulkan tugas
yang diberikan guru tepat waktu
f) melakukan tugas
piket sesuai jadwalnya;
g) memotong rambut jika
kelihatan panjang;
h) selalu berdoa sebelum
memulai pelajaran dan masih banyak lagi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa
disiplin di sekolah itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya,
kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang
dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar
mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk di masa depan bagi
pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat
diandalkan bagi seluruh pihak.
Oleh karena itu, marilah kita hidup
berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa
diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, kapan
lagi kita bisa merubah dunia ini? Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menjadi pedoman untuk menjadi lebih baik bagi para pembaca khususnya para
siswa. Terima kasih.
Daftar Pustaka
Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs.
1994 Tata Negara Sekolah Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar