Senin, 06 April 2015

Pandai Beretorika Tidak Berarti Juga Pandai Menjadi Pengantara Yang Baik


Ane cerita sedikit latar belakang kenapa sehingga Ane nge Posting seperti di judul atas (ngitung-ngitung curcollah). wkwkwkwkwk
Cerita ini sebenarnya bukan hasil karangan sembarangan loh, soalnya cerita ini adalah hasil olah rasa ane dalam perjalanan kehidupan yang ane lalui, disisi lain ane merasa bersyukur (bukannya sombong loh, suer deh) juga, karena semenjak kecil, waktu umur ane sepantaran SD (Sekolah Dasar) gitu ane mendengar dan seperti senang sekali mendengar cerita kisah Hikmat dan Kebijaksanaan Raja Salomo (dalam cerita alkitab) yang dikisahkan atau sering diceritakan oleh guru-guru Sekolah Minggu (kebenaran ane adalah seorang umat kristiani), dan juga guru agama disekolah.
Ane pun karena merasa ingin seperti Salomo yang Bijak dan Penuh Hikmat, ane diam-diam berdoa kepada Tuhan juga nih, supaya punya atau diberi juga oleh Yang Maha Kuasa untuk dipercayakan boleh memiliki Hikmat dan Kebijaksanaan. Seiring perjalanan waktu, entah dari mana datangnya ide itu, ane minta tambah satu lagi di Tuhan, bukannya kuarang puas ya, tapi ane rasa hal itu sebagai pelengkap Hikmat dan Kebijaksanaan.
“Kepekaan”, yah kepekaan adalah hal yang ane minta, dan mungkin karena hal itu (terlalu peka atau perasa), ane merasa ada resiko besar juga yang harus ditanggung. Sebagai contoh jika sebuah batu lunak mendapat goresan ringan pasti akan meninggalkan bekas, berbeda dengan jenis bebatuan lain yang mungkin butuh pukulan kuat nan keras untuk bisa menghancurkannya. Begitu juga dengan Hati ane, karena ane meminta hati yang lunak dan peka, maka sangat mudah atau rentan sekali terluka oleh sebuah tindakan ataupun ungkapan yang mungkin sangat biasa bagi orang lain tapi bagaikan jarum dan silet bagi hati ane (jangan dulu terharu ya, atupun mungkin yang lain emosi gitu baca curcol gue, heheheheh).
Ok deh, tanpa terlalu banyak berbasa-basi lagi, ane mau masuk intinya nih,,, wkwkwkwkwkwkwkw ...................
Sebut saja nama ane si A, terus ane punya seorang teman dan berteman nih sama si B, ehh ndak taunya si B ini punya hubungan spesial loh sama si C, Misterius gituu (bukan spesial bijimana-bijimananya yaa, bukannya homo atau apalah namanya itu, walau ane pernah curigainya kayak gitu sih ) !!!
Sebenarnya kami bertiga antara si A,B, dan C ini punya hubungan yang bisa dibilang cukup baik-baik saja, karena kami bertiga adalah pemimpin-pemimpin dibidang kami masing-masing, wkwkwkwkwk.
Selain cerita hubungan kami bertiga, Ane dan si B ini punya hubungan yang cukup akrab atau boleh dikatakan kami saling percayalah, dan sungguh ternyata memang seperti itulah yang ane rasa waktu itu. Tetapi ternyata oh ternayata, si B ini punya hubungan yang lebih sangat spesial lagi ma si C, mungkin karena berhubung si C ini punya posisi jabatan diatas kali yaa. Hal ini mulai ane curigai saat ane seringnya nangkep statement-statement yang dilontarkan si C. Statment ataupun bahasa yang sering atau selalu conect dengan cerita-cerita rahasia antara Ane dengan Si B, dimana cerita itu adalah cerita yang hanya atau seharusnya ane dan si B tau gitu.
Jujur saja ya, ane ini punya standar tinggi dalam menilai sesuatu, mungkin itulah kelebihan ane, contohnya ni yee;
Ø Menilai seorang cewe sebagai calon ibu dari anak-anak gue nantinya, wkwkwkwk (tapi bukan berarti ane langsung menghapusnya dalam list ane hanya karena satu kekurangannya, karena ane percaya manusia gak ada yang sempurna, karena itulah Tuhan mengkehendaki banyak manusia boleh terlahir dan hidup di bumi).
Ø Menilai atau membeli barang-barang elektronik,
Ø Memilih sepeda motor,
Ø Menjadikan sesuatu menjadi sebagai warna favorit,
Ø Angka Favorit, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, ane punya rumus atau tingkatan tersendiri dalam menilai seseorang, entah itu siapapun.
Jika seseorang pernah juga mengecewakan atau menghianati atau apalah itu ma ente, nih pake juga rumus gue boleh, hitung-hitung mencoba belajar bersabar bagi yang suka cepat emosional ataupun belajar untuk pintar alias tidak bodok mengambil keputusan untuk menilai seseorang, walaupun masih banyak sisi yang harus juga ente-ente perhatikan sih.
Berhubung sebagian besar orang mengakui bahwa angka 7 sebagai angka kesempurnaan, maka ane kasih 7 langkah buat ente untuk menilai orang yang selalu mengecewakan ente.

1.    Khilaf; anggaplah kesalahan yang diperbuat teman atau orang yang ente percaya sebagai suatu kekhilafan yang wajar dilakukan manusia pada umumnya, maafkanlah dia, dan bertindaklah lebih dewasa darinya, lupakanlah hal itu sebisa mungkin (walaupun ia tak mau mengakuinya) dari benak anda dan melangkahlah dengan optimis.

2.    Curigai; saat ente merasa dia terlalu cepat melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya maka sepatutnya anda boleh berandai-andai ataupun men list seperti apa dia sebenarnya. Biarkanlah hati anda mencurigai seperti apa dia sebenarnya. Mencurigai bukan berarti anda harus menjustifikainya atau menghakiminya.

3.    Yakinkan Hati Ente; saat ia melakukan kesalahan ataupun mengecewakan anda yang ke-3 kalinya maka biasanyanya akan menunjukkan pola dari/tentang seperti apa, dan siapa dia sebenarnya, tentunya dengan menarik garis atau kesimpulan dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Dengan demikian ente bisa menghapus list-list yang telah ditulis sebelumnya, entah itu dalam benak ente maupun memang telah ditulis dalam diary ente, dan menyisakan beberapa kemungkinan lain ataupun baru yang lebih besar dalam list ente sekitar 3 (tiga) poin yang paling memungkinkan.

4.    Munculkan rasa ketidakpercayaan; biarkan rasa ketidakpercayaan atau praduga bersalah mengalir keluar dari benak ente, ada hal positif atau keuntungan yang akan anda miliki saat itu, karena rasa ini perlu ditetapkan dalam hati ente, tentunya dengan mengikuti alur poin-poin yang telah ane sampaikan. Semakin cepat atau semakin lama lama ente munculkan rasa ini, efek yang ente dapat sedikit tidaknya punya pengaruh buruk bagi kesehatan mental emosional anda, dan itulah yang ane rasa dalam perjalanan kehidupan ane.

5.    Biarkan Kesenjangan itu Terjadi; saat ia mengulang lagi kesalahan atau mengecewakan ente untuk yang ke-5 kalinya maka biarkanlah ente mengekang rasa benci dan amarah di hati ente, serta menahannya lalu biarkanlah ente menjauh dari kehidupannya, menjauh dari segala interaksi dengannya dan biarkanlah rasa ketidakpedulian ente besar terhadapnya.

6.    Biarkan Emosi dan Jenuh mengalir; saat ente dikecewakan lagi untuk yang ke-6 kalinya, biarkanlah kejenuhan itu terjadi, mengalirkan emosi keluar, lewat segala tindakan dan tutur kata, luapkan lewat imajinasi ente, skreatif mungkin, sepedas, dan setajam mungkin. Tingkat emosional ente dapat diukur lewat seberapa tajam pedasnya cara ente, tapi saat dia tidak memunculkan efeck dari apa yang ente perbuat, maka ada dua kemungkinan, ia memang benar-benar seorang manusia berwajah tebal kulit kebo atau kemungkinan lainnya adalah ia memang gak suka ma ente dari awal.
Seperti kata ahli psikologi Sigmund Freud nih ye, setiap tindakan yang dilakukan atau tutur kata yang dilontarkannya, secara tidak sengaja, sebenarnya adalah manifestasi atau gambaran dari siapa dia sebenarnya, jadi pekalah ente mengingat-ingatnya, so tetapkanlah hati ente, apakah ente mau benci na dia, atau anggap angin lalu, intinya tetapkan dan jelaskan ke hati ente.

7.    Ubahlah Emosi dan Jenuh menjadi menjadi Kebencian dan Kepahitan; nah yang terkahir ini gak perlu ane jelasin lebih detail lagi. Seperti poin diatas, sebenarnya ini tergantung prinsip hidup masing-masing insan manusia sih, kalau ane sih akan seperti itu, bukannya gak beralasan.
Karena bagi ane dengan demikian, maka ane akan memiliki power untuk berimajinatif, inspirasi dan lain sebagainya. wkwkwkwkwkw
Karena hobi ane adalah menulis seperti ni contohnya.


So seperti inilah hasil karya ane, tulisan ini ane buat pada bulan Desember 2014,
tapi karena beberapa hal ane baru ngepostingnya 4 bulan kemudian, yah sekarang ini nih.
Salam Damai


Willy Suryahanda Uly