Jumat, 05 September 2014

Peneliti: Konten Kebencian di FB Bisa Pengaruhi Otak Pengguna?


Tahukah anda, Konten Kebencian di FB Bisa Pengaruhi Otak Pengguna? Salah satu media sosial paling populer Facebook, memang bisa menjadi tempat nongkrong yang mengasyikan di dunia maya. Tak sedikit orang yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer atau melalui ponsel pintarnya dalam mengakses Facebook. Tetapi, berbagai kemudahan FB tersebut memang membawa dua sisi efek, yaitu positif dan negatif.
Berdasarkan sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan, konten yang terdapat di Facebook ternyata memiliki pengaruh terhadap otak sang pengguna. Khususnya, konten-konten negatif yang bernada kebencian baik melalui catatan, update status, dan informasi yang bisa menyulut emosi pembacanya. Disebutkan, informasi kebencian tersebut bisa menyebabkan efek buruk pada otak untuk jangka panjang.
Studi yang dilakukan di Italia, seperti dikutip dari Gadgets.ndtv, melakukan penelitian dengan eksplorasi data survey dari 50.000 orang di 24.000 rumah tangga Italia yang secara rutin memanfaatkan situs media sosial Facebook. Peneltian ini dilakukan oleh penulis bernama Fabio Sabatini dan Francesco Sarracino dari Sapienza University of Rome dan Institut Nasional de la Statistique et des Etudes Economiques du Grand-Duche du Luxembourg.
Hasil dari penelitian tersebut, peneliti menyatakan banyak ditemukan pendapat ataupun ide-ide yang berbau konten kebencian, menyinggung orang lain, bahkan mengancam kesejahteraan secara subjektif yang terekspos di Facebook. Dalam waktu jangka panjang, konsumsi terhadap konten-konten tersebut bisa meningkatkan risiko perilaku ofensif dan berpengaruh terhadap kesehatan mental pengguna.
Pengguna yang seringkali menerbitkan konten-konten penuh kebencian, dalam jangka panjang akan mengalami pengikisan respon kognitif, empati, dan juga kasih sayang yang terganti dengan sikap skeptis, kemarahan, dan apatis. Di akhir kesimpulan, peneliti menyarankan agar individu yang menggunakan jejarin sosial semacam Facebook, tidak menggunakan media tersebut sebagai alat untuk memaki-maki, atau menebarkan kebencian. Karena selain bisa menyulut emosi orang lain, konten-konten tersebut juga bisa merugikan kesehatan mental sang pengguna.