Tak ada kerjaan di kantor, iseng-iseng aku search di google apa sih arti kata "Expert" itu, dan inilah hasilnya yang aku temukan.
Semoga teman yang belum mengerti juga boleh memahaminya.
Sebelum
betul-betul mengenal istilah expert ini, saya menganggap bahwa istilah profesional
adalah gelar paling prestisius bagi kualitas kinerja seseorang.
Seorang profesional, entah itu dokter, guru, seniman, karyawan, konsultan,
pengusaha, pejabat publik, dan sebagainya, adalah mereka yang mampu melakukan
dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan dengan hasil yang berkualitas.
Bagi saya, digelari seorang rofesional adalah kebanggaan tersendiri. Itu dulu.
Namun,
pengertian lain dari seorang profesional ialah: mengharuskan adanya bayaran
untuk melakukannya. Dengan kata lain, seorang profesional akan bekerja sesuai
dengan ‘tarif’. Seorang dokter akan memberikan resep dan pengobatan yang sesuai
dengan kemampuan pasien untuk membayar. Seorang pelukis akan membuat lukisan
sesuai dengan harga jual. Seorang pengembang pun akan membangun rumah dengan
material seadanya untuk perumahan rakyat, dan material yang bagus untuk
kondominium berkelas. Bagi profesional, semua ada harganya. Mungkin sifat
profesional inilah yang dimiliki sebagian besar pejabat publik kita.
Dia akan melayani masyarakat kelas atas dengan lebih baik, dibanding masyarakat
miskin tak berpendidikan.
Sifat
inilah yang, sadar atau tidak, membatasi seorang profesional untuk mengeluarkan
kemampuan terbaiknya. Kemampuan terbaiknya hanya dia keluarkan untuk harga yang
‘pantas’. Celakanya, jika dia lebih banyak melayani ‘kelas ekonomi’, maka
kemampuan terbaiknya pun jarang diasah. Lambat laun, sifat profesional ini
mengkerutkan potensi terbaik seseorang.
Tentu,
saya menulis topik ini bukan dalam konteks mengulas apa itu profesionalitas di
dalam pekerjaan. Saya sendiri mungkin belum layak disebut profesional di dalam
pekerjaan saya sekarang ini. Saya bermaksud mengulas sifat profesional ini,
untuk ditarik ke dalam ranah kehidupan yang lebih luas. Saya ingin
membandingkan sifat seorang profesional dan sifat seorang expert
di dalam kehidupan. Untuk hal ini, saya mengacu pada salah satu
buku koleksi saya di rumah: “Kubik Leadership”.
Berbeda
dengan seorang profesional yang selalu bekerja sesuai ‘tarif’, seorang expert
adalah seorang yang selalu bekerja dengan kemampuan terbaiknya, meskipun, bisa
jadi, bayarannya tidak sesuai. Tentu, di dalam kehidupan ini, ‘bayaran’ tidak
selalu identik dengan uang. Bisa jadi berupa penghargaan, perhatian, pengakuan,
ucapan terima kasih, kebaikan atau kasih sayang, dan sebagainya.
Seorang
karyawan yang expert akan bekerja dengan kemampuan terbaiknya, meskipun gajinya
sangat minim. Seorang dokter yang expert selalu memberikan diagnosa dan resep
terbaik pada pasiennya, meskipun tarifnya rendah. Seorang penyanyi akan
memberikan suara terbaiknya, meskipun hanya manggung di jalanan untuk keperluan
konser amal. Seorang anak yang expert akan selalu berbakti dengan tulus
kepada orang tuanya, meskipun bisa jadi dia bukan anak emas di dalam keluarga.
Seorang pejabat publik yang expert akan selalu memberikan layanan terbaiknya
kepada masyarakat terbawah sekalipun. Dan sebagainya. Di mana pun, dalam posisi
apa pun, dengan ‘harga’ berapapun, seorang expert akan selalu memberikan
kemampuan terbaiknya, bagi orang-orang yang dilayaninya.
Kelihatannya
ini memang sulit dilakukan, bagi orang-orang yang terbiasa hidup
dengan paradigma profesional. Mana mungkin, naik bus AC dengan tarif
metromini? Mana mungkin, seorang office boy memiliki dedikasi setinggi
direktur utama di dalam bekerja? Mana mungkin, rumah sakit melayani pasien yang
berobat gratis di ruang VVIP? Mana mungkin, seorang anak tiri yang
ditelantarkan, kemudian berbakti dengan tulus pada orang tuanya? Mana mungkin,
seorang warga yang dikucilkan, akan mengabdi pada masyarakat setempat dengan
tulus ikhlas? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari paradigma
profesionalitas.
Di
manakah kita bisa menemukan kualitas pribadi yang semacam ini? Harapannya, kita
tidak mencari orang yang memiliki sifat expert ini di mana-mana, melainkan di
dalam diri kita sendiri. Saya berharap, saya pun bisa demikian. Mari kita tatap
tahun 2010, serta tahun-tahun mendatang, dengan sifat seorang expert: selalu
memberikan kemampuan terbaik kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar