Kamis, 02 Juni 2016

PERJALANAN MENGAMBIL S2 di UGM

Perkenalkan nama saya Willy, berasal dari Kupang Nusa Tenggara Timur. kali ini saya ingin menceritakan pengalaman bagaimana saya memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan studi ke S2, dengan tujuan Universitas adalah Universitas Gajah Mada.

Saya lulus dari Politeknik Negeri Kupang, Jurusan Adm. Bisnis, Progdi D4 Manajemen Perusahaan, Kosontrasi Manajemen Sumber Daya Manusia, wisuda pada tanggal 21 November 2015.
dengan IPK yang cukup memuaskan, 3,46.
sebagai informasi, Akreditasi Program Studi sayidup dikotaa saat itu terakreditasi C.
Keinginan untuk melanjutkan kuliah ke UGM, sudah saya rencanakan sejak 2 tahun lebih sebelum saya wisuda. Apa alasannya, bukan itu yang ingin saya bahas saat ini.

4 April 2016 pukul 11.05 WITA, saya berangkat dari bandara El Tari Kupang menggunakan Pesawat L*on Ai*, transit di di Surabaya pukul 13.00  WIB. Tiba di bandara adisucipto Yogyakarta pukul 15.00 WIB.

Awal pertama saya tiba di Jogja untuk pertama kalinya seumur hidup keluar dari tanah kelahiran Kupang NTT. Saya disambut oleh orang yang menjadi bapa kos ku, yang telah dihubungi 2 minggu bahkan hampir sebulan jadal keberangkatanku.

Dengan bermodalkan alamat dan nomor handphone serta dipandu melalui telepon, tibalah aku di Jl. P. Senopati No. 46, GM 2/46. saya kos disana :D

Karena rasa kekeluargaan yang tinggi, dimana bapa kos adalah saudara sesuku saya, dan beliau pun adalah orang tua yang sudah pensiun, beliau memberikan motornya yang kebenaran menganggur dirumahnya. Motor tuanya, Honda Astrea.

3 hari pertama saya benar-benar mengalami apa yang namanya culture shock, dimana cuaca, ruang lingkup manusia yang hiruk pikuk, tidak seperti deerah saya Kota Kupang yang selalu ribut (tapi hati nyaman) karena sudah terbiasa. Shingga dngan demikian saya hanya berada didalam kos tidur bangun, bangun tidur lagi. Paling hanya keluar pagi, siang atau malam menjelang jam makan, atau perut keroncongan.Oeh iya, sebagai info saja, untuk 2 hari pertama saya makan di rumah bapa kos dimasak oleh anak bungsunya. Setelah hari itu saya menyesuaikan diri untuk harus makan di luar. Malu sama tuan kos, meski alau memang saudara sesuku, yang akrab, namun cara hidup di kota, yang telah diterapkan oleh tuan kos, tentu saya harus bisa menyesuaikannya.

Singkat cerita, setelah saya meminta motor untuk mencari tahu informasi pendaftaran Pascasarjana UGM, saya mulai menyusuri jalanan kota, dengan bermodalkan keberanian, bertanya kepada setiap tukang becak, ataupun orang-orang yang mangkal dijalanan. Kurang lebih 45 menit perjalanan yang seharusnya hanya bisa ditempuh 15 menit perjalanan dengan motor(itu saya ketahui, setelah saya benar-benar mengetahui jalan alternatifnya).

Sampai di dalam kompleks UGM pun, pencarian saya masih belum berakhir, dengan modal niat yang tulus dibarengi dengan iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa :D , saya mulai bertanya-bertanya kepada setiap pegawai, security atau siapapun yang kulihat memiliki potensi untuk memberi jawaban memuaskan, heheheh.

Pertama saya diarahkan ke gedung pascasarjana. setelah pencarian yang cukup panjang, saya pun sampai. mencari jalan masuk ke kompleks saja saya sedikit kewalahan, maklumlah, luasnya kampus ini, Setelah saya memakirkan motor di area parkir yang telah disediakan, saya berjalan perlahan melihat dan membaca beberapa informasi yang tersedia dipapan pengumuman. Tidak ada informasi yang cukup memuaskan yang saya dapat, kemudian saya masuk ke dalam gedung saja berniat ingin mencari informasi. Sebelum masuk, saya berhadapan dengan seorang security.

"Ada yang bisa saya bantu?", sapa security.

"Ahh ini pak, saya ingin bertanya mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran S2".

"Oh, mau di fakultas mana?"

"Psikologi Pak".

"Oh iya langsung aja masuk ke dalam".

Saya pun langsung masuk kedalam, saya berhadapan dengan petugas yang menyediakan informasi mengenai prosedur dan persyaratan.

"Bagaimana mas?" Sapa petugas.

"Ahh, saya ingin bertanya mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran S2 pak".

"Fakultas mana mas"?

"Psikologi Pak".

"Sebentar ya mas", sambil bapak itu mengutak atik komputernya sebentar.
Beberapa saat kemudian . . . . .

"Anu mas, untuk psikologi, pendaftarannya langsung ke fakultas saja mas".

"Oh, gitu ya pak?!"

"Iya mas,"

"Baiklah pak, terimakasih ya pak".

Saya pun bergegas keluar dan memulai lagi petualangan kecil di dalam luasnya kompleks UGM mencari dimana letak fakultas Psikologi.

Sampai disana saya naik ke lantai 4 fakultas psikologi, (setelah saya mengetahui bahwa disana letak informasi mengenai pendaftarannya)

Untuk hari pertama usaha saya itu saya mendapatkan brosur, sebuah katalog mengenai proses, prosedur, dan persyaratan pendaftaran. Sungguh hal yang luar biasa dan sangat membanggakan saat itu, dimana saya bisa juga mendapat informasi itu dimana hari pertama saya dalam usaha, walau memakan waktu yang panjang (dari pagi sekitar jam 9 keluar kos, sampai jam 2 siang kembali ke kos), namun saya penuh semangat.

Tidak lupa saya selalu bersukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas semua semangat ini, aal yang baik tentunya.

Akan saya lanjutkan ceritanya yah ............

Senin, 06 April 2015

Pandai Beretorika Tidak Berarti Juga Pandai Menjadi Pengantara Yang Baik


Ane cerita sedikit latar belakang kenapa sehingga Ane nge Posting seperti di judul atas (ngitung-ngitung curcollah). wkwkwkwkwk
Cerita ini sebenarnya bukan hasil karangan sembarangan loh, soalnya cerita ini adalah hasil olah rasa ane dalam perjalanan kehidupan yang ane lalui, disisi lain ane merasa bersyukur (bukannya sombong loh, suer deh) juga, karena semenjak kecil, waktu umur ane sepantaran SD (Sekolah Dasar) gitu ane mendengar dan seperti senang sekali mendengar cerita kisah Hikmat dan Kebijaksanaan Raja Salomo (dalam cerita alkitab) yang dikisahkan atau sering diceritakan oleh guru-guru Sekolah Minggu (kebenaran ane adalah seorang umat kristiani), dan juga guru agama disekolah.
Ane pun karena merasa ingin seperti Salomo yang Bijak dan Penuh Hikmat, ane diam-diam berdoa kepada Tuhan juga nih, supaya punya atau diberi juga oleh Yang Maha Kuasa untuk dipercayakan boleh memiliki Hikmat dan Kebijaksanaan. Seiring perjalanan waktu, entah dari mana datangnya ide itu, ane minta tambah satu lagi di Tuhan, bukannya kuarang puas ya, tapi ane rasa hal itu sebagai pelengkap Hikmat dan Kebijaksanaan.
“Kepekaan”, yah kepekaan adalah hal yang ane minta, dan mungkin karena hal itu (terlalu peka atau perasa), ane merasa ada resiko besar juga yang harus ditanggung. Sebagai contoh jika sebuah batu lunak mendapat goresan ringan pasti akan meninggalkan bekas, berbeda dengan jenis bebatuan lain yang mungkin butuh pukulan kuat nan keras untuk bisa menghancurkannya. Begitu juga dengan Hati ane, karena ane meminta hati yang lunak dan peka, maka sangat mudah atau rentan sekali terluka oleh sebuah tindakan ataupun ungkapan yang mungkin sangat biasa bagi orang lain tapi bagaikan jarum dan silet bagi hati ane (jangan dulu terharu ya, atupun mungkin yang lain emosi gitu baca curcol gue, heheheheh).
Ok deh, tanpa terlalu banyak berbasa-basi lagi, ane mau masuk intinya nih,,, wkwkwkwkwkwkwkw ...................
Sebut saja nama ane si A, terus ane punya seorang teman dan berteman nih sama si B, ehh ndak taunya si B ini punya hubungan spesial loh sama si C, Misterius gituu (bukan spesial bijimana-bijimananya yaa, bukannya homo atau apalah namanya itu, walau ane pernah curigainya kayak gitu sih ) !!!
Sebenarnya kami bertiga antara si A,B, dan C ini punya hubungan yang bisa dibilang cukup baik-baik saja, karena kami bertiga adalah pemimpin-pemimpin dibidang kami masing-masing, wkwkwkwkwk.
Selain cerita hubungan kami bertiga, Ane dan si B ini punya hubungan yang cukup akrab atau boleh dikatakan kami saling percayalah, dan sungguh ternyata memang seperti itulah yang ane rasa waktu itu. Tetapi ternyata oh ternayata, si B ini punya hubungan yang lebih sangat spesial lagi ma si C, mungkin karena berhubung si C ini punya posisi jabatan diatas kali yaa. Hal ini mulai ane curigai saat ane seringnya nangkep statement-statement yang dilontarkan si C. Statment ataupun bahasa yang sering atau selalu conect dengan cerita-cerita rahasia antara Ane dengan Si B, dimana cerita itu adalah cerita yang hanya atau seharusnya ane dan si B tau gitu.
Jujur saja ya, ane ini punya standar tinggi dalam menilai sesuatu, mungkin itulah kelebihan ane, contohnya ni yee;
Ø Menilai seorang cewe sebagai calon ibu dari anak-anak gue nantinya, wkwkwkwk (tapi bukan berarti ane langsung menghapusnya dalam list ane hanya karena satu kekurangannya, karena ane percaya manusia gak ada yang sempurna, karena itulah Tuhan mengkehendaki banyak manusia boleh terlahir dan hidup di bumi).
Ø Menilai atau membeli barang-barang elektronik,
Ø Memilih sepeda motor,
Ø Menjadikan sesuatu menjadi sebagai warna favorit,
Ø Angka Favorit, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, ane punya rumus atau tingkatan tersendiri dalam menilai seseorang, entah itu siapapun.
Jika seseorang pernah juga mengecewakan atau menghianati atau apalah itu ma ente, nih pake juga rumus gue boleh, hitung-hitung mencoba belajar bersabar bagi yang suka cepat emosional ataupun belajar untuk pintar alias tidak bodok mengambil keputusan untuk menilai seseorang, walaupun masih banyak sisi yang harus juga ente-ente perhatikan sih.
Berhubung sebagian besar orang mengakui bahwa angka 7 sebagai angka kesempurnaan, maka ane kasih 7 langkah buat ente untuk menilai orang yang selalu mengecewakan ente.

1.    Khilaf; anggaplah kesalahan yang diperbuat teman atau orang yang ente percaya sebagai suatu kekhilafan yang wajar dilakukan manusia pada umumnya, maafkanlah dia, dan bertindaklah lebih dewasa darinya, lupakanlah hal itu sebisa mungkin (walaupun ia tak mau mengakuinya) dari benak anda dan melangkahlah dengan optimis.

2.    Curigai; saat ente merasa dia terlalu cepat melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya maka sepatutnya anda boleh berandai-andai ataupun men list seperti apa dia sebenarnya. Biarkanlah hati anda mencurigai seperti apa dia sebenarnya. Mencurigai bukan berarti anda harus menjustifikainya atau menghakiminya.

3.    Yakinkan Hati Ente; saat ia melakukan kesalahan ataupun mengecewakan anda yang ke-3 kalinya maka biasanyanya akan menunjukkan pola dari/tentang seperti apa, dan siapa dia sebenarnya, tentunya dengan menarik garis atau kesimpulan dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Dengan demikian ente bisa menghapus list-list yang telah ditulis sebelumnya, entah itu dalam benak ente maupun memang telah ditulis dalam diary ente, dan menyisakan beberapa kemungkinan lain ataupun baru yang lebih besar dalam list ente sekitar 3 (tiga) poin yang paling memungkinkan.

4.    Munculkan rasa ketidakpercayaan; biarkan rasa ketidakpercayaan atau praduga bersalah mengalir keluar dari benak ente, ada hal positif atau keuntungan yang akan anda miliki saat itu, karena rasa ini perlu ditetapkan dalam hati ente, tentunya dengan mengikuti alur poin-poin yang telah ane sampaikan. Semakin cepat atau semakin lama lama ente munculkan rasa ini, efek yang ente dapat sedikit tidaknya punya pengaruh buruk bagi kesehatan mental emosional anda, dan itulah yang ane rasa dalam perjalanan kehidupan ane.

5.    Biarkan Kesenjangan itu Terjadi; saat ia mengulang lagi kesalahan atau mengecewakan ente untuk yang ke-5 kalinya maka biarkanlah ente mengekang rasa benci dan amarah di hati ente, serta menahannya lalu biarkanlah ente menjauh dari kehidupannya, menjauh dari segala interaksi dengannya dan biarkanlah rasa ketidakpedulian ente besar terhadapnya.

6.    Biarkan Emosi dan Jenuh mengalir; saat ente dikecewakan lagi untuk yang ke-6 kalinya, biarkanlah kejenuhan itu terjadi, mengalirkan emosi keluar, lewat segala tindakan dan tutur kata, luapkan lewat imajinasi ente, skreatif mungkin, sepedas, dan setajam mungkin. Tingkat emosional ente dapat diukur lewat seberapa tajam pedasnya cara ente, tapi saat dia tidak memunculkan efeck dari apa yang ente perbuat, maka ada dua kemungkinan, ia memang benar-benar seorang manusia berwajah tebal kulit kebo atau kemungkinan lainnya adalah ia memang gak suka ma ente dari awal.
Seperti kata ahli psikologi Sigmund Freud nih ye, setiap tindakan yang dilakukan atau tutur kata yang dilontarkannya, secara tidak sengaja, sebenarnya adalah manifestasi atau gambaran dari siapa dia sebenarnya, jadi pekalah ente mengingat-ingatnya, so tetapkanlah hati ente, apakah ente mau benci na dia, atau anggap angin lalu, intinya tetapkan dan jelaskan ke hati ente.

7.    Ubahlah Emosi dan Jenuh menjadi menjadi Kebencian dan Kepahitan; nah yang terkahir ini gak perlu ane jelasin lebih detail lagi. Seperti poin diatas, sebenarnya ini tergantung prinsip hidup masing-masing insan manusia sih, kalau ane sih akan seperti itu, bukannya gak beralasan.
Karena bagi ane dengan demikian, maka ane akan memiliki power untuk berimajinatif, inspirasi dan lain sebagainya. wkwkwkwkwkw
Karena hobi ane adalah menulis seperti ni contohnya.


So seperti inilah hasil karya ane, tulisan ini ane buat pada bulan Desember 2014,
tapi karena beberapa hal ane baru ngepostingnya 4 bulan kemudian, yah sekarang ini nih.
Salam Damai


Willy Suryahanda Uly

Minggu, 22 Maret 2015

Expert ? Apa itu Expert ? Be the Expert!



Tak ada kerjaan di kantor, iseng-iseng aku search di google apa sih arti kata "Expert" itu, dan inilah hasilnya yang aku temukan.
Semoga teman yang belum mengerti juga boleh memahaminya.

Sebelum betul-betul mengenal istilah expert ini, saya menganggap bahwa istilah profesional adalah gelar paling prestisius bagi kualitas kinerja seseorang. Seorang profesional, entah itu dokter, guru, seniman, karyawan, konsultan, pengusaha, pejabat publik, dan sebagainya, adalah mereka yang mampu melakukan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan dengan hasil yang berkualitas. Bagi saya, digelari seorang rofesional adalah kebanggaan tersendiri. Itu dulu.
Namun, pengertian lain dari seorang profesional ialah: mengharuskan adanya bayaran untuk melakukannya. Dengan kata lain, seorang profesional akan bekerja sesuai dengan ‘tarif’. Seorang dokter akan memberikan resep dan pengobatan yang sesuai dengan kemampuan pasien untuk membayar. Seorang pelukis akan membuat lukisan sesuai dengan harga jual. Seorang pengembang pun akan membangun rumah dengan material seadanya untuk perumahan rakyat, dan material yang bagus untuk kondominium berkelas. Bagi profesional, semua ada harganya. Mungkin sifat profesional inilah yang dimiliki sebagian besar pejabat publik kita. Dia akan melayani masyarakat kelas atas dengan lebih baik, dibanding masyarakat miskin tak berpendidikan.
Sifat inilah yang, sadar atau tidak, membatasi seorang profesional untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kemampuan terbaiknya hanya dia keluarkan untuk harga yang ‘pantas’. Celakanya, jika dia lebih banyak melayani ‘kelas ekonomi’, maka kemampuan terbaiknya pun jarang diasah. Lambat laun, sifat profesional ini mengkerutkan potensi terbaik seseorang.
Tentu, saya menulis topik ini bukan dalam konteks mengulas apa itu profesionalitas di dalam pekerjaan. Saya sendiri mungkin belum layak disebut profesional di dalam pekerjaan saya sekarang ini. Saya bermaksud mengulas sifat profesional ini, untuk ditarik ke dalam ranah kehidupan yang lebih luas. Saya ingin membandingkan sifat seorang profesional dan sifat seorang expert di dalam kehidupan. Untuk hal ini, saya mengacu pada salah satu buku koleksi saya di rumah: “Kubik Leadership”.
Berbeda dengan seorang profesional yang selalu bekerja sesuai ‘tarif’, seorang expert adalah seorang yang selalu bekerja dengan kemampuan terbaiknya, meskipun, bisa jadi, bayarannya tidak sesuai. Tentu, di dalam kehidupan ini, ‘bayaran’ tidak selalu identik dengan uang. Bisa jadi berupa penghargaan, perhatian, pengakuan, ucapan terima kasih, kebaikan atau kasih sayang, dan sebagainya.
Seorang karyawan yang expert akan bekerja dengan kemampuan terbaiknya, meskipun gajinya sangat minim. Seorang dokter yang expert selalu memberikan diagnosa dan resep terbaik pada pasiennya, meskipun tarifnya rendah. Seorang penyanyi akan memberikan suara terbaiknya, meskipun hanya manggung di jalanan untuk keperluan konser amal. Seorang anak yang expert akan selalu berbakti dengan tulus kepada orang tuanya, meskipun bisa jadi dia bukan anak emas di dalam keluarga. Seorang pejabat publik yang expert akan selalu memberikan layanan terbaiknya kepada masyarakat terbawah sekalipun. Dan sebagainya. Di mana pun, dalam posisi apa pun, dengan ‘harga’ berapapun, seorang expert akan selalu memberikan kemampuan terbaiknya, bagi orang-orang yang dilayaninya.
Kelihatannya ini memang sulit dilakukan, bagi orang-orang yang terbiasa hidup dengan paradigma profesional. Mana mungkin, naik bus AC dengan tarif metromini? Mana mungkin, seorang office boy memiliki dedikasi setinggi direktur utama di dalam bekerja? Mana mungkin, rumah sakit melayani pasien yang berobat gratis di ruang VVIP? Mana mungkin, seorang anak tiri yang ditelantarkan, kemudian berbakti dengan tulus pada orang tuanya? Mana mungkin, seorang warga yang dikucilkan, akan mengabdi pada masyarakat setempat dengan tulus ikhlas? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari paradigma profesionalitas.
Di manakah kita bisa menemukan kualitas pribadi yang semacam ini? Harapannya, kita tidak mencari orang yang memiliki sifat expert ini di mana-mana, melainkan di dalam diri kita sendiri. Saya berharap, saya pun bisa demikian. Mari kita tatap tahun 2010, serta tahun-tahun mendatang, dengan sifat seorang expert: selalu memberikan kemampuan terbaik kita!


Senin, 16 Maret 2015

Cinta Itu Tidak Sesederhana yang Dibayangkan

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju ke sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap nanar kepadanya, sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum sekoci menjauh dan kapal itu benar-benar menenggelamkannya.
Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “Menurut kalian, apa yang istri itu teriakkan?”
Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “Aku benci kamu!” “Kamu sangat menyebalkan!!” “Kamu egois!” “Nggak tau malu!”
Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab. Kata si murid, “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’”.
Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”
Murid itu menggeleng. “Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.”
Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.”
Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian.
Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan akan segera meninggal. Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup. Dia menulis di buku harian itu, “Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana.”
Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.
Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.
Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.
Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.
Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.
Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar, mungkin bukan karena mereka bersalah, tapi karena mereka menghargai orang lain.
Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu, mungkin bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.
Mereka yang sering mengontakmu, mungkin bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya...

Senin, 23 Februari 2015

Marketing Self

Terurai cerita tentang seorang anak manusia,, terlahir dengan otak dua ekor ular, hati seekor merpati, mata setajam rajawali. Namun ia tidak ditakdir untuk menciptakan permainan, ia hanya diperbolehkan untuk mengikuti arus permainan dunia. Tidak dipungkiri didalam hatinya yang terdalam tersembunyi, terpenjara aura kegelapan. Dalam hatinya yang terdalam terdapat lubang hitam menuju pekatnya kegelapan tanpa batas. Namun semuanya itu tertutup daging manusianya. Daging manusia yang memancarkan Aurora tujuh warna pelangi, dengan 3 warna dominan : Biru, Kuning dan Merah.

Seiring berjalannya waktu sang anak manusia menyadari eksistensi dirinya. Energi kegelapan yang tertidur didalam dirinya hanya akan mengalir keluar lewat perkataannya, lewat statement yang muncul karena hatinya tersakiti, jika statmennya mengalir karena rasa amarah yang tak bisa dikendalikannya.
 Statement yang mengalirkan kutuk, merasuk kedalam jiwa, menggerogoti tubuh sang penerima, meninggalkan roh kembali kepada asalnya.

Senin, 02 Februari 2015

Tua Itu Pasti, Dewasa Itu Pilihan

Orang yg dewasa adalah orang yang mampu mengendalikan  lisan dan perbuatan. sikap yang matang dapat di lihat dari komentar dan perbuatan yg terkendali.
Tingkat kedewasaan orang tidak selalu berbanding lurus dengan usia. Terkadang mereka yg lebih tua usianya belum tentu memiliki sifat dewasa.
Ada beberapa aspek yang dapat menjadi tolak ukur kedewasaan seseorang yaitu :
1. Dewasa Intelektual
     - Dewasa dalam cara berfikir
     - Memiliki prinsip yang jelas
     - Pendiriannya teguh
     - Tidak mudah terombang ambing oles situasi
     - Mampu mengambil keputusan secara tegas
     - Alasannya pun masuk akal
     - Bertanggung jawab atas setiap keputusannya
     - Tidak bingung terhadap masalanya tetapi menyelesaikannya dengan akal sehat
     - Tidak lari dari masalah
2. Dewasa Emosional
     - Mampu mengelola emosionalnya
     - Mengusai emosi secara wajar
     - Bisa meredam emosi saat marah 
     - bisa meredam emosi saat suka maupun duka
     - Tisak merugikan orang lain
     - Bijaksana
     - Tidak egois
     - Tidak mudah tersinggung
     - Tidak mudah terhasud
     - Dapat menilai positif dan negatif apa yang di lihat 
3. Dewasa Sosial
     - Terbuka terhadap orang lain
     - Bersahabat
     - Meneria semua orang apa adanya
     - Dapay menyesuaikan diri
     -Menghormati hukum
     - Tidak bergantung pada siapapun (bukan berakti tidak membutuhkan orang lain)
biasanya orang yg seperti itu luwes dalam pergaulan dan banyak sahabat
4. Dewasa Moral
     - Kesetiaan terhadap asas moral
     - Memiliki prinsip yg benar adalah benar (tidak mencampur adukan benar dan salah)
     - Tidak menilai aspek dari sesuatu
     - Tidak mau makan rezeki yg bukan hasil keringatnya sendiri
     - tidak merebut pacar sahabat pastinya.
5. Dewasa Spiritual
     - Keyakinan tidak sempit
     - Mampu bergaul
     - Membina hubungan dengan baik
     - Menghargai semua orang 
Adapun beberapa aspek penghambat dewasa yaitu :
     - Selalu ingin menang sendiri
     - Emosi mudah terbakar
     - Merasa dirinya paling hebat
     - Kertas kepala
     - Tidak mau mendengar kritikan orang lain
Prinsip orang dewasa
     - Mengakui semua mahluk adalah hamba Allah
     - Selalu mementingkan umum dari pada kepentingan pribadi
     - Tidak membedakan suku, agama, dan budaya.

 Kedewaaan adalah proses perkembangan kepribadian seseorang yang mewujud dalam sikap menghadapi setiap sesuatu. Dewasa dapat mengalami proses maju, terbambat dan mundur.
Orang yang selalu instropeksi dirinya itu adalah orang yg dewasanya semakin maju. Orang yang manja pendewasaan dirinya biasanya terhambat karena selalu bergantung dan tidak mau mendengar kritikan orang sebagai cermin instropeksi diri.

 Sekarang coba lihat diri kita seberapa dewasa kah kita? jika kita sudah bisa melihat diri kita mari lah sama-sama belajar lebih dewasa salam menyikapi segala hal. ada pepatah mengucapkan.dimana bumi di pijak disitu langit berujung. dan pantang lempar batu sembunyi tangan.